Argumentative Text / Teks Argumentasi Bahasa Inggris : Definisi, Struktur & Contoh
Teman-teman pelajar atau guru kelas 12 SMA, mari merapat! Saatnya belajar salah satu materi mengenai text, yaitu argumentative text. Di sini, English Academy akan memberi penjelasan secara lengkap. Simak ya~
—
Teks argumentasi adalah jenis teks bahasa Inggris yang nampaknya hampir mirip dengan persuasive text dan exposition text.
Namun sebenarnya, ketiga teks ini memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Supaya tidak tertukar, ayo pahami materinya melalui penjelasan berikut ini, guys.
Pengertian Teks Argumentasi (Argumentative Text Definition)
Argumentative text adalah teks yang membahas suatu topik atau pertanyaan dengan mengembangkan argumen berdasarkan fakta, data, logika, dan contoh yang relevan dari sudut pandang penulis.
Tujuan utama dari argumentative text adalah untuk meyakinkan pembaca atau pendengar bahwa, pendapat penulis tentang sebuah topik bersifat valid dan absah.
Baca Juga: Procedure Text (Teks Prosedur dalam Bahasa Inggris): Definisi, Struktur, dan Contoh
Perbedaan Teks Argumentasi dengan Exposition Teks dan Persuasive Text
Dalam exposition text, penulis bisa menuangkan suatu informasi dari sebuah topik, tanpa harus memengaruhi pembaca.
Nah, yang cukup mirip adalah teks argumentasi dan persuasif. Namun, yang membedakan keduanya adalah pendekatan dan segi bahasa.
Dalam argumentative text, penulis mendukung argumen dengan logika dan bukti, dan fokus pada rational persuasion.
Sementara itu, teks persuasi mengandalkan bahasa emosional dan motivasi untuk memengaruhi pembaca. Tulisan di dalamnya akan membujuk pembaca secara emosional melalui retorika, cerita, atau imajinasi.
Baca Juga: Explanation Text: Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Jenis-Jenis Argumentative Text
Nah, berdasarkan bentuknya, teks argumentasi bisa dimuat dalam berbagai konsep. Contohnya essay, opinion article, political speech, dan juga debate.
Based on the function, teks argumentatif dibagi menjadi dua jenis. Pertama, ada argumentative text analytic, dan ada teks argumentasi hortatorik.
Biasanya, kedua teks ini dapat dibedakan melalui paragraf kesimpulan. Dalam teks analitik, penulis hanya akan memberikan analisis objektif suatu topik secara mendalam.
Sementara itu, argumentative hortatory text bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar melakukan atau mengikuti suatu tindakan tertentu.
Scroll ke bagian contoh teks untuk melihat perbedaanya ya, guys.
Baca Juga: News Item Text: Definisi, Tujuan, Struktur, dan Contohnya
Fungsi Teks Argumentasi (Argumentative Text Purpose)
Ada beberapa fungsi dari argumentative text, yaitu:
- Memengaruhi pembaca untuk membuat keputusan yang tepat mengenai topik yang dibahas.
- Menegaskan posisi penulis dalam sebuah topik.
- Membujuk pembaca untuk menerima posisi penulis.
- Menyajikan argumen dan bukti secara terstruktur.
- Mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memberikan kontra-argumen.
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis pembaca.
- Memfasilitasi diskusi dan debat tentang isu penting.
- Mendukung pengambilan keputusan dengan informasi yang relevan.
Baca Juga: Hortatory Exposition Text: Definisi, Fungsi, Struktur & Contohnya
Ciri-Ciri Argumentative Text
Karakteristik yang dapat dilihat dari teks argumentasi adalah sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan dan Membahas Argumen yang Berseberangan
Tak hanya fokus pada argumen yang mendukung posisi penulis, teks argumentasi tak jarang mencantumkan argumen yang bertentangan.
Di sini, kamu boleh mengidentifikasi argumen lawan, menyajikan pandangan tersebut dengan adil, dan memberikan kontra-argumen untuk menunjukkan mengapa pandanganmu lebih valid atau kuat.
2. Dapat Menangani Berbagai Macam Topik
Ingin menulis isu tentang sosial, politik, ekonomi, atau topik lain yang berkaitan dengan akademik? Boleh, guys.
Penulis dipersilakan mengeksplorasi isu dari berbagai bidang dengan cara yang terstruktur dan logis.
3. Tesis yang Jelas
Pada praktiknya, tulisanmu harus memiliki tesis yang jelas. Beritahu pembaca atau pendengar mengenai pernyataan utama yang menjadi pusat argumen.
4. Argumentasi yang Kuat
Sesuai jenisnya, di teks ini, kamu wajib mengemukakan bukti yang solid, seperti data, fakta, statistik, atau hasil penelitian.
Argumentasi yang kuat juga harus menggunakan logika yang jelas dan analisis yang mendalam untuk meyakinkan pembaca tentang validitas pandangan penulis.
5. Koherensi dan Kohesi
Koherensi mengacu pada keterhubungan dan konsistensi ide-ide dalam teks. Artinya, argumen-argumen yang disajikan harus saling mendukung.
Di sisi lain, kohesi merujuk pada hubungan antara kalimat dan paragraf dalam teks. Dalam penulisannya, gunakan elemen seperti transisi, kata penghubung, dan referensi yang jelas untuk memastikan bahwa teks mengalir dengan baik dan mudah diikuti.
6. Objektivitas dan Subjektivitas
Meskipun teks argumen umumnya didasarkan pada data objektif, namun bisa juga mencerminkan point of view subjektif penulis.
Objektivitas dicapai dengan menyajikan data dan bukti yang dapat diverifikasi, sedangkan subjektivitas muncul dalam interpretasi atau penilaian penulis tentang informasi tersebut.
Maka, penting bagi penulis untuk menyeimbangkan kedua aspek ini agar argumen tetap kredibel dan meyakinkan.
Baca Juga: Descriptive Text: Definisi, Struktur, dan Contohnya
Struktur Teks Argumentasi (Argumentative Text Structure)
Pastikan kamu mengemas teks argumentatif ke dalam 3 struktur, yaitu introduction, body of the paragraph, and conclusion. Cek penjelasannya di bawah ini!
1. Introduction and Thesis
Kamu bisa membuka teks argumentasi dengan introductory paragraph dan thesis. Ini merupakan paragraf pengantar, di mana kamu perlu memberitahukan topik yang akan dibahas.
Pendahuluan dalam teks argumentasi harus singkat dan to-the-point. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran umum tentang situasi saat ini tanpa memasuki detail yang terlalu mendalam.
Supaya lebih eyecatchee, coba cantumkan angka statistik, anekdot singkat, atau fakta mengejutkan yang bisa menarik perhatian pembaca.
Lalu, berikan sedikit pemaparan, mengapa poin tersebut relevan atau penting untuk disimak lebih dalam oleh pembaca.
Selanjutnya, tutup paragraf ini dengan pernyataan thesis. Apa itu? Pernyataan tesis adalah klaim yang dapat diperdebatkan dalam inti pembahasan.
Tujuan dari pernyataan tesis adalah memperkenalkan pembaca pada klaim yang akan coba didukung oleh penulis di seluruh bagian esai.
Catat ya, tesis bukanlah fakta atau sesuatu yang disetujui secara umum. Misalnya, ”Videogames are a form of popular entertainment” bukanlah pernyataan tesis yang baik, karena fakta tersebut disetujui secara umum.
Alih-alih yang tadi, kamu bisa mengungkapkan statement begini, “Videogames are harmful to the younger generation”. Tentunya kalimat tersebut better. Yap, karena ada banyak orang yang mungkin nggak setuju dengan pernyataan ini.
Baca Juga: Recount Text: Definisi, Struktur, Jenis-Jenis, dan Contohnya
2. Body of The Paragraph
Tubuh atau inti teks bisa dibagi menjadi dua part, yaitu:
A. Paragraf Pertama: Isi
Di paragraf pertama, kamu dapat memaparkan argumen yang ingin ditanggapi. Tujuannya adalah untuk mengemukakan ide-ide, memicu diskusi, serta mengembangkan argumen-mu sendiri.
Untuk menyusun paragraf ini, gunakan konjungsi pertentangan, seperti “although” atau “even though“.
Kuncinya, urutkan setiap argumen dengan sistem skala prioritas, dan mulailah dari yang paling utama.
Again, pastikan semuanya saling terkait, dibahas secara mendalam, tapi tidak bertele-tele atau bahkan keluar dari konteks pembahasan.
B. Paragraf Kedua dan Selanjutnya
Di paragraf kedua, mulailah untuk membantah argumen yang telah dipaparkan di paragraf pertama.
Jika argumen atau ide yang kamu bahas terlalu panjang, maka cukup bagi ke dalam beberapa paragraf. Di sini, kamu juga akan menuangkan berbagai data yang mendukung argumen-mu.
Di setiap paragraf berikutnya, kamu tak perlu membandingkan argumen baru dengan argumen di paragraf lain.
Pastikan setiap paragraf baru dimulai dengan ide baru, dan dibahas sesuai alurnya.
3. Conclusion and Closing
Setiap teks akan selalu diakhiri dengan kesimpulan dan penutup. Sama seperti paragraf pembuka, kamu perlu menulis sesuatu yang memberi dampak besar untuk pembaca.
Coba untuk sentuh sisi emosional pembaca, dan menyoroti poin-poin penting dari argumen yang sudah kamu uraikan sebelumnya.
Ingat, jangan memasukkan ide-ide baru di sini. Nanti pembaca malah bingung, guys. Jadi, sebaiknya tuliskan poin-poin penting sebelumnya secara menonjol, sehingga berkesan bagi audience.
Baca Juga: Discussion Text: Definisi, Struktur, Contoh dan Terjemahannya
Language Features (Kaidah Kebahasaan) Argumentative Text
Setelah generic structure, kunci selanjutnya untuk membuat teks argumentasi yang ciamik adalah memahami kaidah kebahasaan. Cek language features-nya di bawah ini:
1. Use Conjunction (Kata Penghubung)
Sesuai fungsinya, conjunction dapat menyambungkan ide atau argumen dalam teks, sehingga alurnya bisa saling tersambung dan lebih mudah diikuti pembaca. Contoh conjunction-nya yaitu because,therefore,however, dan although.
Contoh kalimat:
The policy was implemented because it addresses the root cause of the problem.
2. Use Emphatic Statements (Kalimat Penegasan)
Kalimat penegasan digunakan untuk menekankan poin penting dalam argumen. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pembaca memperhatikan dan mengingat poin-poin kunci yang disampaikan. Contohnya seperti clearly, undoubtedly, certainly, obviously.
Contoh penerapannya dalam kalimat:
Clearly, the evidence supports the conclusion that immediate action is necessary.
3. Use Evaluative Language (Bahasa Evaluatif)
Jika kamu ingin mengevaluasi ide, argumen, atau bukti yang ada dalam teks, gunakanlah evaluative language. Misalnya argue, claim, suggest, assert.
Contoh kalimatnya:
The author argues that the new law will significantly improve public safety.
Baca Juga: Announcement Text: Definisi, Struktur, dan Contoh Teks
4. Use Transition Words (Kata Transisi)
Selain konjungsi, sebuah teks bisa menjadi kohesif dan koheren dengan adanya transition words.
Kata transisi berfungsi untuk menghubungkan paragraf atau kalimat, supaya pembaca dapat mengikuti perubahan ide atau argumen dengan mudah. Contohnya firstly, in addition, on the other hand, furthermore.
Contoh kalimat:
Firstly, we must consider the economic impact of the decision.
5. Use Persuasive Language (Gaya Bahasa Persuasif)
Supaya pembaca yakin dan setuju dengan argumen penulis, kamu perlu menyusun tulisan gaya bahasa persuasif.
Dalam bahasa Inggris, contohnya adalah must, need to, it is essential that, should. Example:
We must take immediate action to prevent further damage to the environment.
6. Use Emotive Words (Gunakan Kata-kata Emosional)
Yuk, ciptakan dampak emosional pada pembaca melalui emotive words. Misalnya outraged, heartbroken, inspiring, alarming.
Contoh kalimat:
The community was outraged by the unjust treatment of the workers.
7. Use Simple Present Tense
Kenapa harus simple present tense? Sebab, kamu perlu menyampaikan fakta atau argumen yang berlaku di masa sekarang.
Hal ini membuat teks jadi terasa lebih relevan. Nah, kamu tentunya sudah tahu kalau ciri khas dari simple present tense adalah selalu menggunakan verb 1, atau memakai verb are, is, do, does.
Berikut contoh kalimatnya:
The data clearly shows that regular exercise improves mental health.
Baca Juga: Simple Present Tense: Pengertian, Kegunaan, Rumus, dan Contoh Kalimat
Langkah Menulis Argumentative Text Beserta Tipsnya
Kalau sudah memahami struktur dan kaidah bahasanya, lanjut pahami langkah-langkah start menulis. Here we go~
1. Do a Deep Research
Sebelum mulai menulis, lakukan riset mendalam tentang topik yang hendak kamu bahas. Kumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya, seperti buku, artikel jurnal, laporan penelitian, dan berita yang valid.
Guys, riset yang kuat akan memberikan fondasi yang kokoh. So, kamu nggak boleh malas membaca ya!
Tips, saat melakukan riset, pastikan kamu menyimpan catatan sumber dan referensi yang ada. Usahakan untuk double atau triple check, make sure semua informasi yang kamu dapat sudah akurat dan kredibel.
Sebagai contoh, kalau kamu ingin membahas dampak perubahan iklim, maka cari dan gunakan data dari badan lingkungan terpercaya atau jurnal ilmiah.
2. Create an Outline and Write the Draft
Setelah riset selesai, buatlah kerangka (outline). Tentukan tesis, serta susun argumen yang akan kamu kembangkan. Dengan kerangka yang jelas, proses penulisan akan menjadi lebih terarah dan efisien.
Tips, pada saat menulis draft pertama, fokuslah untuk menulis sesuai urutan kerangka yang telah dibuat. Di tahap ini, kamu nggak perlu terlalu khawatir dengan kesempurnaan kalimat. Just keep writing!
3. Edit and Proofread
Setelah draf pertama selesai, luangkan waktu untuk mengedit dan memeriksa hasil karyamu. Cek tata bahasa, ejaan, dan tanda baca yang ada.
Bila perlu, sempurnakan kalimat dan paragraf yang terlihat belum jelas dan efektif. Tipsnya, bacalah teks-mu beberapa kali. Jika memungkinkan, kamu bisa meminta orang lain untuk memberi saran.
Baca Juga: Short Functional Text: Definisi, Jenis-Jenis, dan Contohnya
Contoh Teks Argumentasi Bahasa Inggris (Argumentative Text Example)
Sekarang, mari perhatikan contoh text argumentative in English berikut ini~
Teks Argumentasi Tentang Jagung (Analitik)
Introduction
Despite being a staple crop with global importance, the extensive cultivation of corn is not without significant controversies. While corn is celebrated for its versatility and economic contributions, it is also at the center of heated debates regarding its sustainability and environmental impact. Recent data from the Food and Agriculture Organization (FAO) reveals that corn accounts for nearly 40% of the world’s grain production, yet its farming practices have raised concerns about long-term ecological damage and food security. This dichotomy between corn’s economic benefits and its environmental costs presents a critical challenge that cannot be overlooked.
Body
Corn is a cornerstone of the global agricultural economy, particularly in countries like the United States, where it represents the largest crop by acreage and production volume. In 2022, the U.S. produced over 14.4 billion bushels of corn, according to the United States Department of Agriculture (USDA), making it a key player in the global food and feed markets. Corn is essential not only as a direct food source but also as a primary feed for livestock, an ingredient in biofuels like ethanol, and a raw material in various industrial products. This widespread use underscores corn’s economic significance, with billions of dollars at stake in its production and trade.
However, the intensive farming of corn comes with profound environmental consequences. The monoculture system—where vast areas are dedicated to a single crop like corn—depletes soil nutrients, increases the reliance on chemical fertilizers and pesticides, and leads to significant biodiversity loss. According to a study by the Environmental Working Group (EWG), corn production in the U.S. is a major contributor to nitrogen runoff, which has created hypoxic zones in water bodies such as the Gulf of Mexico. These “dead zones” are areas where oxygen levels are so low that marine life cannot survive, posing a serious threat to aquatic ecosystems. Additionally, the carbon footprint of corn production is considerable, with large amounts of greenhouse gases emitted from both the cultivation process and the subsequent use of corn-based ethanol.
Addressing these environmental challenges requires a shift towards more sustainable farming practices. Innovations such as precision agriculture and integrated pest management can reduce the ecological impact of corn farming. Precision agriculture, for example, utilizes data and technology to optimize the use of resources like water, fertilizers, and pesticides, minimizing waste and environmental harm. Moreover, research into crop rotation and the development of more resilient corn varieties offers potential pathways to improve soil health and reduce dependency on chemical inputs. According to the International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT), incorporating leguminous crops into corn rotation can significantly enhance soil fertility and reduce the need for synthetic fertilizers. These strategies highlight the possibility of balancing corn’s economic benefits with ecological sustainability.
Conclusion
In conclusion, while corn is undeniably a crucial crop with immense economic value, the environmental costs associated with its large-scale production cannot be ignored. The current practices surrounding corn farming pose significant risks to both the environment and long-term food security. However, by adopting sustainable agricultural practices and innovative technologies, it is possible to mitigate these impacts and ensure that corn remains a viable and beneficial crop for future generations. The challenge lies in reconciling the economic importance of corn with the urgent need for environmental stewardship, a balance that is essential for the continued prosperity of this vital crop.
Teks Argumentasi Ketahanan Pangan Lokal (Analitik)
Introduction
Although being one of the world’s most agriculturally diverse nations, Indonesia continues to face significant challenges in achieving local food security. According to the Global Food Security Index 2023, Indonesia ranks 62nd out of 113 countries, revealing a critical gap in the nation’s ability to ensure stable and sufficient food supplies for its population. While Indonesia has made strides in agricultural production, particularly in staple crops like rice and corn, the country’s heavy reliance on food imports raises serious concerns about the resilience and sustainability of its food security. This reliance on imports highlights the urgent need to strengthen local food production systems to safeguard against global market volatility and ensure long-term food security.
Body
Indonesia’s dependence on food imports is a significant vulnerability in its food security strategy. In 2022, Indonesia imported over 11 million tons of wheat, 1.4 million tons of soybeans, and 2.6 million tons of sugar, according to data from the Ministry of Agriculture. These imports are necessary to meet domestic demand, but they also expose the country to global price fluctuations and supply chain disruptions. For instance, during the COVID-19 pandemic, global supply chains were severely disrupted, leading to concerns over food availability and affordability in Indonesia. This reliance on imports for essential foodstuffs underscores the need for a more self-sufficient approach to food production, one that prioritizes local agriculture and reduces dependency on external sources.
While Indonesia has the potential to boost its local food production, several challenges hinder progress in this area. Land use issues, including the conversion of agricultural land to industrial and residential purposes, have significantly reduced the availability of fertile land for farming. According to a 2022 report by Statistics Indonesia (BPS), the country loses approximately 100,000 hectares of agricultural land annually due to urbanization and infrastructure development. Additionally, smallholder farmers, who make up the majority of Indonesia’s agricultural workforce, often lack access to modern farming technologies, financial resources, and markets, limiting their productivity and income. These challenges contribute to a situation where local food production struggles to keep pace with demand, exacerbating Indonesia’s dependence on imports.
To address these challenges and improve local food security, Indonesia must implement a multifaceted approach that includes investment in agricultural infrastructure, support for smallholder farmers, and sustainable land management practices. The government’s “Food Estate” program, which aims to develop large-scale agricultural zones in regions like Central Kalimantan and Papua, is a step in the right direction. These zones are intended to boost local food production through the use of modern farming techniques and integrated supply chains. However, for such initiatives to succeed, they must be complemented by efforts to empower smallholder farmers with access to technology, credit, and market opportunities. Additionally, promoting agroecological practices that enhance soil health and biodiversity can help ensure that food production is both sustainable and resilient to climate change. According to the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), integrating traditional knowledge with modern agricultural practices has the potential to increase crop yields by up to 30% while reducing environmental impact.
Conclusion
In conclusion, while Indonesia has made significant progress in agricultural production, its continued reliance on food imports poses a serious threat to its long-term food security. To build a more resilient and self-sufficient food system, it is imperative to address the challenges facing local food production, including land use issues, the empowerment of smallholder farmers, and the adoption of sustainable farming practices. By prioritizing these areas, Indonesia can reduce its dependency on imports, enhance local food security, and ensure that its agricultural sector can meet the needs of its growing population. The future of Indonesia’s food security lies in the strength and sustainability of its local food production systems.
Teks Argumentasi Tentang Pendidikan
Introduction
Indonesia, with its growing population and economic potential, is facing a severe education crisis that undermines its future prosperity. The 2023 World Bank report reveals a startling statistic: over 60% of Indonesian students are not proficient in basic reading and mathematics. This troubling figure highlights a critical gap in the education system, which, contrary to some beliefs that the system is improving, actually requires urgent and comprehensive reform. While there are arguments suggesting that Indonesia’s education challenges are too complex to address effectively, it is essential to recognize that targeted actions can lead to meaningful improvements and ensure that every child in Indonesia has access to quality education.
Body
Indonesia’s education system is plagued by several significant issues. According to the Indonesian Ministry of Education and Culture, as of 2023, over 50% of primary and secondary schools lack adequate infrastructure, including basic facilities such as libraries and laboratories. The National Education Association (NEA) reports that many rural schools are underfunded and suffer from a shortage of qualified teachers. This disparity is evident in the 2023 survey by the Indonesian Education and Culture Research Institute, which found that students in urban areas score significantly higher in standardized tests compared to their rural counterparts. These conditions exacerbate educational inequalities and hinder the ability of many students to achieve academic success.
The impact of these educational deficiencies extends beyond individual students to the broader economy and society. The Asian Development Bank (ADB) highlights that low educational attainment limits Indonesia’s economic growth potential by reducing the skilled workforce available for high-value industries. Additionally, the World Economic Forum (WEF) reports that countries with better education systems tend to have higher levels of innovation and economic development. Indonesia’s low ranking in education quality could lead to missed opportunities in the global market and stunted economic progress. Therefore, addressing these issues is not just a matter of educational equity but also of national economic competitiveness.
To address these pressing issues, Indonesia must take decisive action to reform its education system. Firstly, increasing the education budget to at least 5% of GDP is crucial for improving school infrastructure, training teachers, and providing necessary learning materials. A report by the Indonesian Education Foundation (IEF) in 2022 found that increased funding directly correlates with improved student outcomes and school performance. Secondly, the government should implement comprehensive teacher training programs that focus on both instructional quality and pedagogical methods. According to the 2022 Education Quality Assessment by the International Education Agency (IEA), enhancing teacher training can significantly boost student achievement. Lastly, policies should be enacted to address educational disparities by providing additional support to schools in underserved areas and ensuring equitable access to educational resources.
Conclusion
The current state of education in Indonesia calls for urgent and coordinated action. While the challenges may seem daunting, they are not insurmountable. It is imperative that policymakers, educators, and communities work together to implement the recommended reforms. As citizens, we must advocate for increased investment in education, support initiatives aimed at improving teacher quality, and push for policies that address educational disparities. The future of Indonesia depends on the actions we take today to ensure that every child has the opportunity to succeed. Let us commit to making education a national priority and drive the change needed to build a brighter future for Indonesia’s youth.
Baca Juga: Review Text: Definisi, Struktur, Tujuan, dan Contohnya
—
Oh ya, kamu juga bisa belajar reading teks bahasa Inggris secara efektif dengan menerapkan tips yang sudah ditulis di 5 Cara Memahami Teks Bahasa Inggris dengan Cepat.
Tak lupa, English Academy sudah menyediakan berbagai contoh soal literasi, plus tips mengerjakan berbagai soal-soalnya di sini: Contoh Soal Literasi Bahasa Inggris SNBT & Tips Mengerjakan.
Kalau kamu ingin melatih keterampilan membaca atau menulis argumentative text dengan lebih intensif, gabung English Academy saja, yuk!
Di kursus bahasa Inggris Academy, kamu akan belajar bareng pengajar bahasa Inggris tersertifikasi internasional yang sudah berpengalaman selama 10-15 tahun. Mau? Coba kelas Gratis-nya, deh. Daftar sekarang!
Reference:
Elizabeth Krainc, Anna. ‘Argumentative Essay | Definition & Examples’. Study. 21 November 2023 [online] Available at https://study.com/academy/lesson/argumentative-essay-paper-definition-examples-quiz.html (Accessed at 25 August 2024)
Referensi Gambar :
https://www.freepik.com/free-photo/braille-book-blue-background-top-view_10703198.htm#fromView=search&page=2&position=39&uuid=871f7f11-2b7e-4dce-b099-b86b0e940148″>Image by freepik</a> [Accessed 3 September 2024]
Teman-teman pelajar atau guru kelas 12 SMA, mari merapat! Saatnya belajar salah satu materi mengenai text, yaitu argumentative text. Di sini, English Academy akan memberi penjelasan secara lengkap. Simak ya~
—
Teks argumentasi adalah jenis teks bahasa Inggris yang nampaknya hampir mirip dengan persuasive text dan exposition text.
Namun sebenarnya, ketiga teks ini memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Supaya tidak tertukar, ayo pahami materinya melalui penjelasan berikut ini, guys.
Pengertian Teks Argumentasi (Argumentative Text Definition)
Argumentative text adalah teks yang membahas suatu topik atau pertanyaan dengan mengembangkan argumen berdasarkan fakta, data, logika, dan contoh yang relevan dari sudut pandang penulis.
Tujuan utama dari argumentative text adalah untuk meyakinkan pembaca atau pendengar bahwa, pendapat penulis tentang sebuah topik bersifat valid dan absah.
Baca Juga: Procedure Text (Teks Prosedur dalam Bahasa Inggris): Definisi, Struktur, dan Contoh
Perbedaan Teks Argumentasi dengan Exposition Teks dan Persuasive Text
Dalam exposition text, penulis bisa menuangkan suatu informasi dari sebuah topik, tanpa harus memengaruhi pembaca.
Nah, yang cukup mirip adalah teks argumentasi dan persuasif. Namun, yang membedakan keduanya adalah pendekatan dan segi bahasa.
Dalam argumentative text, penulis mendukung argumen dengan logika dan bukti, dan fokus pada rational persuasion.
Sementara itu, teks persuasi mengandalkan bahasa emosional dan motivasi untuk memengaruhi pembaca. Tulisan di dalamnya akan membujuk pembaca secara emosional melalui retorika, cerita, atau imajinasi.
Baca Juga: Explanation Text: Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Jenis-Jenis Argumentative Text
Nah, berdasarkan bentuknya, teks argumentasi bisa dimuat dalam berbagai konsep. Contohnya essay, opinion article, political speech, dan juga debate.
Based on the function, teks argumentatif dibagi menjadi dua jenis. Pertama, ada argumentative text analytic, dan ada teks argumentasi hortatorik.
Biasanya, kedua teks ini dapat dibedakan melalui paragraf kesimpulan. Dalam teks analitik, penulis hanya akan memberikan analisis objektif suatu topik secara mendalam.
Sementara itu, argumentative hortatory text bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar melakukan atau mengikuti suatu tindakan tertentu.
Scroll ke bagian contoh teks untuk melihat perbedaanya ya, guys.
Baca Juga: News Item Text: Definisi, Tujuan, Struktur, dan Contohnya
Fungsi Teks Argumentasi (Argumentative Text Purpose)
Ada beberapa fungsi dari argumentative text, yaitu:
- Memengaruhi pembaca untuk membuat keputusan yang tepat mengenai topik yang dibahas.
- Menegaskan posisi penulis dalam sebuah topik.
- Membujuk pembaca untuk menerima posisi penulis.
- Menyajikan argumen dan bukti secara terstruktur.
- Mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memberikan kontra-argumen.
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis pembaca.
- Memfasilitasi diskusi dan debat tentang isu penting.
- Mendukung pengambilan keputusan dengan informasi yang relevan.
Baca Juga: Hortatory Exposition Text: Definisi, Fungsi, Struktur & Contohnya
Ciri-Ciri Argumentative Text
Karakteristik yang dapat dilihat dari teks argumentasi adalah sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan dan Membahas Argumen yang Berseberangan
Tak hanya fokus pada argumen yang mendukung posisi penulis, teks argumentasi tak jarang mencantumkan argumen yang bertentangan.
Di sini, kamu boleh mengidentifikasi argumen lawan, menyajikan pandangan tersebut dengan adil, dan memberikan kontra-argumen untuk menunjukkan mengapa pandanganmu lebih valid atau kuat.
2. Dapat Menangani Berbagai Macam Topik
Ingin menulis isu tentang sosial, politik, ekonomi, atau topik lain yang berkaitan dengan akademik? Boleh, guys.
Penulis dipersilakan mengeksplorasi isu dari berbagai bidang dengan cara yang terstruktur dan logis.
3. Tesis yang Jelas
Pada praktiknya, tulisanmu harus memiliki tesis yang jelas. Beritahu pembaca atau pendengar mengenai pernyataan utama yang menjadi pusat argumen.
4. Argumentasi yang Kuat
Sesuai jenisnya, di teks ini, kamu wajib mengemukakan bukti yang solid, seperti data, fakta, statistik, atau hasil penelitian.
Argumentasi yang kuat juga harus menggunakan logika yang jelas dan analisis yang mendalam untuk meyakinkan pembaca tentang validitas pandangan penulis.
5. Koherensi dan Kohesi
Koherensi mengacu pada keterhubungan dan konsistensi ide-ide dalam teks. Artinya, argumen-argumen yang disajikan harus saling mendukung.
Di sisi lain, kohesi merujuk pada hubungan antara kalimat dan paragraf dalam teks. Dalam penulisannya, gunakan elemen seperti transisi, kata penghubung, dan referensi yang jelas untuk memastikan bahwa teks mengalir dengan baik dan mudah diikuti.
6. Objektivitas dan Subjektivitas
Meskipun teks argumen umumnya didasarkan pada data objektif, namun bisa juga mencerminkan point of view subjektif penulis.
Objektivitas dicapai dengan menyajikan data dan bukti yang dapat diverifikasi, sedangkan subjektivitas muncul dalam interpretasi atau penilaian penulis tentang informasi tersebut.
Maka, penting bagi penulis untuk menyeimbangkan kedua aspek ini agar argumen tetap kredibel dan meyakinkan.
Baca Juga: Descriptive Text: Definisi, Struktur, dan Contohnya
Struktur Teks Argumentasi (Argumentative Text Structure)
Pastikan kamu mengemas teks argumentatif ke dalam 3 struktur, yaitu introduction, body of the paragraph, and conclusion. Cek penjelasannya di bawah ini!
1. Introduction and Thesis
Kamu bisa membuka teks argumentasi dengan introductory paragraph dan thesis. Ini merupakan paragraf pengantar, di mana kamu perlu memberitahukan topik yang akan dibahas.
Pendahuluan dalam teks argumentasi harus singkat dan to-the-point. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran umum tentang situasi saat ini tanpa memasuki detail yang terlalu mendalam.
Supaya lebih eyecatchee, coba cantumkan angka statistik, anekdot singkat, atau fakta mengejutkan yang bisa menarik perhatian pembaca.
Lalu, berikan sedikit pemaparan, mengapa poin tersebut relevan atau penting untuk disimak lebih dalam oleh pembaca.
Selanjutnya, tutup paragraf ini dengan pernyataan thesis. Apa itu? Pernyataan tesis adalah klaim yang dapat diperdebatkan dalam inti pembahasan.
Tujuan dari pernyataan tesis adalah memperkenalkan pembaca pada klaim yang akan coba didukung oleh penulis di seluruh bagian esai.
Catat ya, tesis bukanlah fakta atau sesuatu yang disetujui secara umum. Misalnya, ”Videogames are a form of popular entertainment” bukanlah pernyataan tesis yang baik, karena fakta tersebut disetujui secara umum.
Alih-alih yang tadi, kamu bisa mengungkapkan statement begini, “Videogames are harmful to the younger generation”. Tentunya kalimat tersebut better. Yap, karena ada banyak orang yang mungkin nggak setuju dengan pernyataan ini.
Baca Juga: Recount Text: Definisi, Struktur, Jenis-Jenis, dan Contohnya
2. Body of The Paragraph
Tubuh atau inti teks bisa dibagi menjadi dua part, yaitu:
A. Paragraf Pertama: Isi
Di paragraf pertama, kamu dapat memaparkan argumen yang ingin ditanggapi. Tujuannya adalah untuk mengemukakan ide-ide, memicu diskusi, serta mengembangkan argumen-mu sendiri.
Untuk menyusun paragraf ini, gunakan konjungsi pertentangan, seperti “although” atau “even though“.
Kuncinya, urutkan setiap argumen dengan sistem skala prioritas, dan mulailah dari yang paling utama.
Again, pastikan semuanya saling terkait, dibahas secara mendalam, tapi tidak bertele-tele atau bahkan keluar dari konteks pembahasan.
B. Paragraf Kedua dan Selanjutnya
Di paragraf kedua, mulailah untuk membantah argumen yang telah dipaparkan di paragraf pertama.
Jika argumen atau ide yang kamu bahas terlalu panjang, maka cukup bagi ke dalam beberapa paragraf. Di sini, kamu juga akan menuangkan berbagai data yang mendukung argumen-mu.
Di setiap paragraf berikutnya, kamu tak perlu membandingkan argumen baru dengan argumen di paragraf lain.
Pastikan setiap paragraf baru dimulai dengan ide baru, dan dibahas sesuai alurnya.
3. Conclusion and Closing
Setiap teks akan selalu diakhiri dengan kesimpulan dan penutup. Sama seperti paragraf pembuka, kamu perlu menulis sesuatu yang memberi dampak besar untuk pembaca.
Coba untuk sentuh sisi emosional pembaca, dan menyoroti poin-poin penting dari argumen yang sudah kamu uraikan sebelumnya.
Ingat, jangan memasukkan ide-ide baru di sini. Nanti pembaca malah bingung, guys. Jadi, sebaiknya tuliskan poin-poin penting sebelumnya secara menonjol, sehingga berkesan bagi audience.
Baca Juga: Discussion Text: Definisi, Struktur, Contoh dan Terjemahannya
Language Features (Kaidah Kebahasaan) Argumentative Text
Setelah generic structure, kunci selanjutnya untuk membuat teks argumentasi yang ciamik adalah memahami kaidah kebahasaan. Cek language features-nya di bawah ini:
1. Use Conjunction (Kata Penghubung)
Sesuai fungsinya, conjunction dapat menyambungkan ide atau argumen dalam teks, sehingga alurnya bisa saling tersambung dan lebih mudah diikuti pembaca. Contoh conjunction-nya yaitu because,therefore,however, dan although.
Contoh kalimat:
The policy was implemented because it addresses the root cause of the problem.
2. Use Emphatic Statements (Kalimat Penegasan)
Kalimat penegasan digunakan untuk menekankan poin penting dalam argumen. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pembaca memperhatikan dan mengingat poin-poin kunci yang disampaikan. Contohnya seperti clearly, undoubtedly, certainly, obviously.
Contoh penerapannya dalam kalimat:
Clearly, the evidence supports the conclusion that immediate action is necessary.
3. Use Evaluative Language (Bahasa Evaluatif)
Jika kamu ingin mengevaluasi ide, argumen, atau bukti yang ada dalam teks, gunakanlah evaluative language. Misalnya argue, claim, suggest, assert.
Contoh kalimatnya:
The author argues that the new law will significantly improve public safety.
Baca Juga: Announcement Text: Definisi, Struktur, dan Contoh Teks
4. Use Transition Words (Kata Transisi)
Selain konjungsi, sebuah teks bisa menjadi kohesif dan koheren dengan adanya transition words.
Kata transisi berfungsi untuk menghubungkan paragraf atau kalimat, supaya pembaca dapat mengikuti perubahan ide atau argumen dengan mudah. Contohnya firstly, in addition, on the other hand, furthermore.
Contoh kalimat:
Firstly, we must consider the economic impact of the decision.
5. Use Persuasive Language (Gaya Bahasa Persuasif)
Supaya pembaca yakin dan setuju dengan argumen penulis, kamu perlu menyusun tulisan gaya bahasa persuasif.
Dalam bahasa Inggris, contohnya adalah must, need to, it is essential that, should. Example:
We must take immediate action to prevent further damage to the environment.
6. Use Emotive Words (Gunakan Kata-kata Emosional)
Yuk, ciptakan dampak emosional pada pembaca melalui emotive words. Misalnya outraged, heartbroken, inspiring, alarming.
Contoh kalimat:
The community was outraged by the unjust treatment of the workers.
7. Use Simple Present Tense
Kenapa harus simple present tense? Sebab, kamu perlu menyampaikan fakta atau argumen yang berlaku di masa sekarang.
Hal ini membuat teks jadi terasa lebih relevan. Nah, kamu tentunya sudah tahu kalau ciri khas dari simple present tense adalah selalu menggunakan verb 1, atau memakai verb are, is, do, does.
Berikut contoh kalimatnya:
The data clearly shows that regular exercise improves mental health.
Baca Juga: Simple Present Tense: Pengertian, Kegunaan, Rumus, dan Contoh Kalimat
Langkah Menulis Argumentative Text Beserta Tipsnya
Kalau sudah memahami struktur dan kaidah bahasanya, lanjut pahami langkah-langkah start menulis. Here we go~
1. Do a Deep Research
Sebelum mulai menulis, lakukan riset mendalam tentang topik yang hendak kamu bahas. Kumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya, seperti buku, artikel jurnal, laporan penelitian, dan berita yang valid.
Guys, riset yang kuat akan memberikan fondasi yang kokoh. So, kamu nggak boleh malas membaca ya!
Tips, saat melakukan riset, pastikan kamu menyimpan catatan sumber dan referensi yang ada. Usahakan untuk double atau triple check, make sure semua informasi yang kamu dapat sudah akurat dan kredibel.
Sebagai contoh, kalau kamu ingin membahas dampak perubahan iklim, maka cari dan gunakan data dari badan lingkungan terpercaya atau jurnal ilmiah.
2. Create an Outline and Write the Draft
Setelah riset selesai, buatlah kerangka (outline). Tentukan tesis, serta susun argumen yang akan kamu kembangkan. Dengan kerangka yang jelas, proses penulisan akan menjadi lebih terarah dan efisien.
Tips, pada saat menulis draft pertama, fokuslah untuk menulis sesuai urutan kerangka yang telah dibuat. Di tahap ini, kamu nggak perlu terlalu khawatir dengan kesempurnaan kalimat. Just keep writing!
3. Edit and Proofread
Setelah draf pertama selesai, luangkan waktu untuk mengedit dan memeriksa hasil karyamu. Cek tata bahasa, ejaan, dan tanda baca yang ada.
Bila perlu, sempurnakan kalimat dan paragraf yang terlihat belum jelas dan efektif. Tipsnya, bacalah teks-mu beberapa kali. Jika memungkinkan, kamu bisa meminta orang lain untuk memberi saran.
Baca Juga: Short Functional Text: Definisi, Jenis-Jenis, dan Contohnya
Contoh Teks Argumentasi Bahasa Inggris (Argumentative Text Example)
Sekarang, mari perhatikan contoh text argumentative in English berikut ini~
Teks Argumentasi Tentang Jagung (Analitik)
Introduction
Despite being a staple crop with global importance, the extensive cultivation of corn is not without significant controversies. While corn is celebrated for its versatility and economic contributions, it is also at the center of heated debates regarding its sustainability and environmental impact. Recent data from the Food and Agriculture Organization (FAO) reveals that corn accounts for nearly 40% of the world’s grain production, yet its farming practices have raised concerns about long-term ecological damage and food security. This dichotomy between corn’s economic benefits and its environmental costs presents a critical challenge that cannot be overlooked.
Body
Corn is a cornerstone of the global agricultural economy, particularly in countries like the United States, where it represents the largest crop by acreage and production volume. In 2022, the U.S. produced over 14.4 billion bushels of corn, according to the United States Department of Agriculture (USDA), making it a key player in the global food and feed markets. Corn is essential not only as a direct food source but also as a primary feed for livestock, an ingredient in biofuels like ethanol, and a raw material in various industrial products. This widespread use underscores corn’s economic significance, with billions of dollars at stake in its production and trade.
However, the intensive farming of corn comes with profound environmental consequences. The monoculture system—where vast areas are dedicated to a single crop like corn—depletes soil nutrients, increases the reliance on chemical fertilizers and pesticides, and leads to significant biodiversity loss. According to a study by the Environmental Working Group (EWG), corn production in the U.S. is a major contributor to nitrogen runoff, which has created hypoxic zones in water bodies such as the Gulf of Mexico. These “dead zones” are areas where oxygen levels are so low that marine life cannot survive, posing a serious threat to aquatic ecosystems. Additionally, the carbon footprint of corn production is considerable, with large amounts of greenhouse gases emitted from both the cultivation process and the subsequent use of corn-based ethanol.
Addressing these environmental challenges requires a shift towards more sustainable farming practices. Innovations such as precision agriculture and integrated pest management can reduce the ecological impact of corn farming. Precision agriculture, for example, utilizes data and technology to optimize the use of resources like water, fertilizers, and pesticides, minimizing waste and environmental harm. Moreover, research into crop rotation and the development of more resilient corn varieties offers potential pathways to improve soil health and reduce dependency on chemical inputs. According to the International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT), incorporating leguminous crops into corn rotation can significantly enhance soil fertility and reduce the need for synthetic fertilizers. These strategies highlight the possibility of balancing corn’s economic benefits with ecological sustainability.
Conclusion
In conclusion, while corn is undeniably a crucial crop with immense economic value, the environmental costs associated with its large-scale production cannot be ignored. The current practices surrounding corn farming pose significant risks to both the environment and long-term food security. However, by adopting sustainable agricultural practices and innovative technologies, it is possible to mitigate these impacts and ensure that corn remains a viable and beneficial crop for future generations. The challenge lies in reconciling the economic importance of corn with the urgent need for environmental stewardship, a balance that is essential for the continued prosperity of this vital crop.
Teks Argumentasi Ketahanan Pangan Lokal (Analitik)
Introduction
Although being one of the world’s most agriculturally diverse nations, Indonesia continues to face significant challenges in achieving local food security. According to the Global Food Security Index 2023, Indonesia ranks 62nd out of 113 countries, revealing a critical gap in the nation’s ability to ensure stable and sufficient food supplies for its population. While Indonesia has made strides in agricultural production, particularly in staple crops like rice and corn, the country’s heavy reliance on food imports raises serious concerns about the resilience and sustainability of its food security. This reliance on imports highlights the urgent need to strengthen local food production systems to safeguard against global market volatility and ensure long-term food security.
Body
Indonesia’s dependence on food imports is a significant vulnerability in its food security strategy. In 2022, Indonesia imported over 11 million tons of wheat, 1.4 million tons of soybeans, and 2.6 million tons of sugar, according to data from the Ministry of Agriculture. These imports are necessary to meet domestic demand, but they also expose the country to global price fluctuations and supply chain disruptions. For instance, during the COVID-19 pandemic, global supply chains were severely disrupted, leading to concerns over food availability and affordability in Indonesia. This reliance on imports for essential foodstuffs underscores the need for a more self-sufficient approach to food production, one that prioritizes local agriculture and reduces dependency on external sources.
While Indonesia has the potential to boost its local food production, several challenges hinder progress in this area. Land use issues, including the conversion of agricultural land to industrial and residential purposes, have significantly reduced the availability of fertile land for farming. According to a 2022 report by Statistics Indonesia (BPS), the country loses approximately 100,000 hectares of agricultural land annually due to urbanization and infrastructure development. Additionally, smallholder farmers, who make up the majority of Indonesia’s agricultural workforce, often lack access to modern farming technologies, financial resources, and markets, limiting their productivity and income. These challenges contribute to a situation where local food production struggles to keep pace with demand, exacerbating Indonesia’s dependence on imports.
To address these challenges and improve local food security, Indonesia must implement a multifaceted approach that includes investment in agricultural infrastructure, support for smallholder farmers, and sustainable land management practices. The government’s “Food Estate” program, which aims to develop large-scale agricultural zones in regions like Central Kalimantan and Papua, is a step in the right direction. These zones are intended to boost local food production through the use of modern farming techniques and integrated supply chains. However, for such initiatives to succeed, they must be complemented by efforts to empower smallholder farmers with access to technology, credit, and market opportunities. Additionally, promoting agroecological practices that enhance soil health and biodiversity can help ensure that food production is both sustainable and resilient to climate change. According to the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), integrating traditional knowledge with modern agricultural practices has the potential to increase crop yields by up to 30% while reducing environmental impact.
Conclusion
In conclusion, while Indonesia has made significant progress in agricultural production, its continued reliance on food imports poses a serious threat to its long-term food security. To build a more resilient and self-sufficient food system, it is imperative to address the challenges facing local food production, including land use issues, the empowerment of smallholder farmers, and the adoption of sustainable farming practices. By prioritizing these areas, Indonesia can reduce its dependency on imports, enhance local food security, and ensure that its agricultural sector can meet the needs of its growing population. The future of Indonesia’s food security lies in the strength and sustainability of its local food production systems.
Teks Argumentasi Tentang Pendidikan
Introduction
Indonesia, with its growing population and economic potential, is facing a severe education crisis that undermines its future prosperity. The 2023 World Bank report reveals a startling statistic: over 60% of Indonesian students are not proficient in basic reading and mathematics. This troubling figure highlights a critical gap in the education system, which, contrary to some beliefs that the system is improving, actually requires urgent and comprehensive reform. While there are arguments suggesting that Indonesia’s education challenges are too complex to address effectively, it is essential to recognize that targeted actions can lead to meaningful improvements and ensure that every child in Indonesia has access to quality education.
Body
Indonesia’s education system is plagued by several significant issues. According to the Indonesian Ministry of Education and Culture, as of 2023, over 50% of primary and secondary schools lack adequate infrastructure, including basic facilities such as libraries and laboratories. The National Education Association (NEA) reports that many rural schools are underfunded and suffer from a shortage of qualified teachers. This disparity is evident in the 2023 survey by the Indonesian Education and Culture Research Institute, which found that students in urban areas score significantly higher in standardized tests compared to their rural counterparts. These conditions exacerbate educational inequalities and hinder the ability of many students to achieve academic success.
The impact of these educational deficiencies extends beyond individual students to the broader economy and society. The Asian Development Bank (ADB) highlights that low educational attainment limits Indonesia’s economic growth potential by reducing the skilled workforce available for high-value industries. Additionally, the World Economic Forum (WEF) reports that countries with better education systems tend to have higher levels of innovation and economic development. Indonesia’s low ranking in education quality could lead to missed opportunities in the global market and stunted economic progress. Therefore, addressing these issues is not just a matter of educational equity but also of national economic competitiveness.
To address these pressing issues, Indonesia must take decisive action to reform its education system. Firstly, increasing the education budget to at least 5% of GDP is crucial for improving school infrastructure, training teachers, and providing necessary learning materials. A report by the Indonesian Education Foundation (IEF) in 2022 found that increased funding directly correlates with improved student outcomes and school performance. Secondly, the government should implement comprehensive teacher training programs that focus on both instructional quality and pedagogical methods. According to the 2022 Education Quality Assessment by the International Education Agency (IEA), enhancing teacher training can significantly boost student achievement. Lastly, policies should be enacted to address educational disparities by providing additional support to schools in underserved areas and ensuring equitable access to educational resources.
Conclusion
The current state of education in Indonesia calls for urgent and coordinated action. While the challenges may seem daunting, they are not insurmountable. It is imperative that policymakers, educators, and communities work together to implement the recommended reforms. As citizens, we must advocate for increased investment in education, support initiatives aimed at improving teacher quality, and push for policies that address educational disparities. The future of Indonesia depends on the actions we take today to ensure that every child has the opportunity to succeed. Let us commit to making education a national priority and drive the change needed to build a brighter future for Indonesia’s youth.
Baca Juga: Review Text: Definisi, Struktur, Tujuan, dan Contohnya
—
Oh ya, kamu juga bisa belajar reading teks bahasa Inggris secara efektif dengan menerapkan tips yang sudah ditulis di 5 Cara Memahami Teks Bahasa Inggris dengan Cepat.
Tak lupa, English Academy sudah menyediakan berbagai contoh soal literasi, plus tips mengerjakan berbagai soal-soalnya di sini: Contoh Soal Literasi Bahasa Inggris SNBT & Tips Mengerjakan.
Kalau kamu ingin melatih keterampilan membaca atau menulis argumentative text dengan lebih intensif, gabung English Academy saja, yuk!
Di kursus bahasa Inggris Academy, kamu akan belajar bareng pengajar bahasa Inggris tersertifikasi internasional yang sudah berpengalaman selama 10-15 tahun. Mau? Coba kelas Gratis-nya, deh. Daftar sekarang!
Reference:
Elizabeth Krainc, Anna. ‘Argumentative Essay | Definition & Examples’. Study. 21 November 2023 [online] Available at https://study.com/academy/lesson/argumentative-essay-paper-definition-examples-quiz.html (Accessed at 25 August 2024)
Referensi Gambar :
https://www.freepik.com/free-photo/braille-book-blue-background-top-view_10703198.htm#fromView=search&page=2&position=39&uuid=871f7f11-2b7e-4dce-b099-b86b0e940148″>Image by freepik</a> [Accessed 3 September 2024]